Senin, 18 Juni 2012

organisasi dan metode



Seperti yang kita tahu bahwa perkembangan organisasi saat ini sungguh pesat. Semakin banyak macam - macam organisasi, dan juga cara berdiri serta struktur - struktur organisasi yang ada di dalam nya pun berbeda - beda. Di dalam lingkup organisasi ada yang baik maupun buruk. Untuk itu kita sebagai penerus bangsa, harus lah membangun organisasi dengan cara - cara atau tata aturan yang baik dan benar.

Kita harus memiliki pandangan ke yang luas, orientasi ke masa depan, dan juga sikap tanggung jawab. disiplin akan pekerjaan dan juga disiplin akan diri sendiri juga harus kita terapkan , agar kita bisa berperan dengan baik di dalam suatu organisasi.

Dan juga banyak perilaku - perilaku yang harus kita hindarkan, supaya tercipta nya suatu organisasi yang baik seperti :
- menurun nya produktivitas kerja, karna malas.
- muncul nya sikap egois dalam mengambil tindakan.
- tidak ada kerja sama yang baik.
- tidak ada komunikasi yang baik.

Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
• Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
# Klasifikasi Komunikasi dalam organisai

Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara
cth: presentasi
b. Komunukasi Tertulis
komunikasi melalui tulisan
Cth: email
c. Komunikasi Verbal
komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan
cth: curhat
d. Komunikasi Non Verbal
komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
cth: seseorang yang nerves (gemetar)
2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas
komunikasi dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi Ke bawah
komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal
komunikasi ke sesama manusia / setingkat
d. Komunikasi Satu Arah
pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah
berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
cth:berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi maling
c. Kelompok Lawan Kelompok
berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik
4.Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
komunikasi yang berlangsung resmi
cth: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal
komunikasi yang tidak resmi
cth : berbicara dengan teman

Pengertian Organisasi adalah wadah untuk sekelompok individu berinteraksi dalam wewenang tertentu

Definisi Umum
Secara umum Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja,dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara struktural dan sistematis. Berdasarkan definisi tersebut,organisasi memiliki beberapa batasan-batasan yang dapat digambarkan  dalam sebuah organisasi

Berikut ini adalah syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam sebuah organisasi

o    Adanya struktur atau jenjang jabatan, kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan
o    Dalam sebuah organisasi, ada pembagian kerja. artinya, setiap individu dalam institusi, baik yang sifatnya komersial maupun sosial,memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawwabnya
Definisi Organisasi menurut ahli
Menurut beberapa ahli, organisasi dipengaruhi oleh beberapa aspek
3.      Stoner mengatakan bahwa orgnisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang yang ada dibawah pengawasan dan pengarahan atasan untuk megejar tujuan bersama.
4.      Menurut Stephen P.Robbins, organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi dan bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
MACAM ORGANISASI DARI SEGI TUJUAN DAN LUAS WILAYAHNYA
ORGANISASI NIAGA
Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macamnya yaitu :
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Komanditer (CV)
Firma (FA)
Koperasi
Join ventura
Holding Company

Organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan
Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat.
Jalur pembentukannya :
Jalur Keagamaan
Jalur Profesi
Jalur Kepemudaan
Jalur Kemahasiswaan
Jalur Kepartaian & Kekaryaan

Organisasi Regional dan internasional
Organisasi regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
Organisasi internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.

BENTUK ORGANISASI
5.      Organisasi Garis: Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana. Ciri-ciri bentuk organisasi ini adalah organisasinya masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi. 
6.      Organisasi Garis dan staf: Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu, tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
7.      Organisasi fungsional: Organisasi yang disusun atasdasar yang harus dilaksanakan organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
8.       Organisasi Panitia:Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut. 
9.      Organisasi Lini dan Staf: Staf tugasnya memberi layanan dan nasihat kepada manager dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Tugas yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan
Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal
10. Organisasi Formal: Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya. 
11. Organisasi Informal: Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung.
TEORI ORGANISASI  
A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
>. Pentingnya peran manajer
>. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
>. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
>. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
1. Robert Owen (1771 - 1858)
- Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
- Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
2. Charles Babbage (1792 - 1871)
- Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
3. Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
4. Hennry L. Gantt (1861 - 1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :>. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
>. Mengenal metode seleksi yang tepat.
>. Sistem bonus dan instruksi.
Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972) :
- Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan.
- Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
- Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
6. Herrrington Emerson (1853 - 1931) :
- Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan inefisinesi.
- Oleh karena itu ia menganjurkan :>. Tujuan jelas 7. Urutan instruksi
>. Kegiatan logis 8. Standar kegiatan
>. Staf memadai 9. Kondisi standar
>. Disiplin kerja 10. Operasi standar
>. Balas jasa yang adil 11. Instruksi standar
>. Laporan terpecaya 12. Balas jasa insentif

B. TEORI ORGANISASI KLASIK HENRY FAYOL (1841-1925) (1)
 
Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :>. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengorganisirnya.
>. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
>. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
>. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
>. Accountancy ; kegiatan akuntansi
>. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen, yang terdiri atas :
- Planning ; kegiatan perencanaan
- Organizing ; kegiatan mengorganisasikan
- Coordinating ; kegiatan pengkoordinasian
- Commanding ; kegiatan pengarahan
- Controlling ; kegiatan pengawasan
C. TEORI ORGANISASI KLASIK James D. Mooney :
Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
1. Koordinasi
2. Prinsip skala
3. Prinsip fungsional
4. Prinsip staf
D. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
F. Teori Behavioral Science (1)
1. Abraham maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2. Douglas Mc Gregor
Dengan teori X dan teori Y.
3. Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
5. Rensis Likert
Mengidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
G. Teori Behavioral Science (2)
1. Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
2. Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
3. Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
H. Teori Aliran Kuantitatif
- Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
- Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun model aritmatik
3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
4. Mengkaji model dan hasil model
5. Menetapkan pengawasan atas hasil
6. Mengadkan implementasi .

credit: http://dendiwiramihardja.blogspot.com

Klasifikasi Gaya-Gaya kepemimpinan


Secara harfiah kata leadership berarti adalah sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan sendiri sangat luas dan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya. Menurut Charteris-Black (2007), definisi dari kepemimpinan adalah “leadership is process whereby an individual influence a group of individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang dimiliki oleh seorang leader. Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam mengenai topic ini yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Memahami dengan baik mengenai konsep kepemimpinan sangat membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan. Pembagian konsep kepemimpinan dalam berbagai aspek telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan ahli. Pembagian style kepemimpinan yang paling dasar dan sekaligus mendasari perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat ini adalah berdasarkan hasil penelitian Lewin (1939). Beliau membagi style kepemimpinan menjadi 3 kategori utama yaitu autocratic leadership, democratic leadership, dan delegative leadership. Masing – masing kategorie ini mempunyai karakteristik dan ciri khas yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Autocratic berasal dari bahasa yunani yang dapat diterjemahkan sebagai “one who rules by himself” (Wikipedia, 2009). Autocratic leadership adalah style kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa meminta adanya pembangkangan atau keraguan. Style kepemimpinan seperti ini seringnya menentukan keputusan berdasarkan pemikiran sendiri dan jarang sekali mau menerima masukan orang lain. Autocratic leadership bersifat absolute dan mengontrol total bawahannya (Lewin, 1939). Pemimpin dengan gaya seperti ini umumnya menentukan kebijakan, prosedur, peraturan dan tujuan organisasi berdasarkan idenya sendiri. Keputusan yang diambilnya langsung dan final. Pemimpin dengan style autocratic leadership menganggap bahwa semua bawahannya tidak mempunyai kemampuan dan keahlian serta selalu membutuhkan pendampingan dan control agar memastikan bawahan selalu patuh kepada pimpinan. Autocratic leadership berkembang dan umumnya dilestarikan di beberapa organisasi yang mempunyai budaya rantai hierarki yang ketat, seperti militer, polisi, dan very bureaucratic organizations. Beberapa orang menganggap kepemimpinan seperti ini sangat efisien, namun sayangnya tipe ini sedikit atau tidak sama sekali menghasilkan inovasi, perubahan personal atau organisasi, maupun pertumbuhan dan pekembangan organisasi (MacGrefor, 2004). Style ini dianggap bukan sebagai metode terbaik, namun demikian pada kondisi tertentu dimana diperlukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang sangat cepat, style ini sangat bermanfaat. Selain itu autocratic leadership sangat bermanfaat jika bawahan tidak mengerti dengan tugas – tugasnya sedangkan keputusan harus segera diambil.
Pemimpin dengan style Democratic leadership sering disebut sebagai enlightened leader karena menghargai dan menganggap orang lain. Democratic leadership adalah style kepemimpinan yang melibatkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan organisasi. Pemimpin dengan style ini bertindak berdasarkan kepercayaan, integrity, kejujuran, equality, openness dan mutual respect. Democratic leadership menunjukan pengakuan dan perhatian kepada orang lain dengan mendengarkan dan memahami dengan empathetic. Mereka memotivasi bawahan agar terus mencapai kemampuan dan hasrat tertingginya. Democratic leadership mempunyai penekanan akan pentingnya kerjasama tim sementara dirinya memposisikan sebagai fasilitator untuk membangun sinergi antara individu didalam kelompok. Democratic leadership mengharapkan adanya feedback dari bawahan sehingga dia mengetahui kondisi dan kebutuhan organasisasi. Democratic leadership sangat memahami kesalahan dan lebih memilih reward dibandingkan dengan punishment (MacGrefor, 2004). Peniliti menemukan bahwa style Democratic leadership merupakan salah satu yang paling efektif dan mempunyai tingkat produkstivitas serta moral kelompok yang tinggi. Style kepemimpinan seperti ini mempunyai tingkat partisipasi anggota yang sangat tinggi dan tepat diterapkan pada kondisi dimana orang dialam kelompok tersebut mempunyai kapasitas tinggi dan keinginan saling member. Namun demikian, pada kondisi tertentu yang membutuhkan waktu penyelesaikan singkat, Democratic leadership dapat menyebabkan kegagalan komunikasi dan proyek (Lewin, 1939).
Delegative Leadership atau disebut juga Laissez-Faire. Laissez-Faire berasal dari bahasa prancis yang berhubungan dengan mercantilism dan dipakai dalam bidang ekonomi dan politik sebagai system ekonomi yang berfungsi dengan baik saat tidak intervensi pemerintah. Delegative Leadership adalah seseorang yang percaya akan kebebasan memilih kepada bawahannya. Membiarkan bawahannya sendiri sehingga mereka dapat melakukan apa yang mereka mau. Dasar dari style ini adalah twofold. First, dia sangat yakin bawahannya sangat paham dengan pekerjaannya. Second, dia mungkin berada dalam lingkungan politik, dimana dia tidak dapat melakukan apapun karena ketakutan tidak dipilh kembali oleh pendukungnya. Delegative Leadership dicirikan dengan jarangnya pemimpin memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor, 2004). Pemimpin dengan gaya seperti ini jarang mendapatkan informasi dan sumber daya karena tidak ada komunikasi partisipatif dan keterlibatan pemimpin dalam workforce. Berdasarkan penilitian para ahli, style kepemimpinan ini mempunyai tingkat produktivitas yang paling rendah. Delegative Leadership sangat tepat diaplikasikan pada organisasi yang diisikan orang dengan keahlian tinggi dan dan mampu bekerja sendiri. Delegative Leadership tidak cocok diterapkan pada kelompok organisasi yang kurang berpengalaman dalam menyelesaikan tugasnya (Lewin, 1939).
Terdapat 3 style utama kepemimpinan yang menjadi dasar pembagian kategori kepemimpinan sampai sekarang ini, yaitu autocratic leadership, democratic leadership, dan delegative leadership. Setiap style kepemimpian mempunyai karakteristik yang berbeda – beda. Saat ini, di era modern dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, organisasi bergerak dan berkembang dengan cepat. Banyak sekali tantangan tentang hal itu, Pedler (2004) mengatakan “Organisations are massively challenged by change and need more leadership”. Kepemimpinan akan semakin penting dari tahun ketahun. Pemimpin tidak hanya mempunyai satu style kepemimpinan, tetapi mempunyai berbagai karakteristik dalam memimpin. Setiap style kepemimpinan mempunyai jenis situasi yang berbeda, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat menggunakan style kepemimpinan yang berbeda tersebut berdasarkan kondisi yang dihadapi.
# Klasifikasi Gaya Kepemimpinan menurut White dan Lippit

1.Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian perintah.
Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan hukuman.
Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata diputuskan oleh pimpinan.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis adalah sebagai berikut:
• Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
• Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
• Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;
• Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat;
• Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau pendapat;
• Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
2. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya.
Pemimpin yang birokratis pada umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.
Adapun karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah sebagai berikut:
• Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
• Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas;
• Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
• Wewenang pemimpin tidak mutlak;
• Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
• Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
• Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan;
• Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar;
• Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
• Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;
• Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling menghormati.
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi.
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka hatinya. Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut:
• Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai produser;
• Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil, sebagai dorongan;
• Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer bertindak cukup baik;
• Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatannya;

*Credit
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

Kepemimpinan


Kepemimpinan

I. Pengertian Kepemimpinan

     Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Biasanya pemimpin memberikan instruksi-intruksi , motivasi, dan juga memberikan kritik kepada bawahannya.
     Seorang pemimpin mempunyai tugas yang sangat penting, untuk mengawasi bawahannya serta mempunyai tanggung jawab penuh dalam mengatur secara keseluruhan dalam suatu organisasi yang dia pimpin.


II. Tipe - Tipe Kepemimpinan

     Tipe - tipe kepemimpinan ada 6, antara lain :

    Tipe pemimpin Otokratis
    Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
    • Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
    • Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
    • Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
    • Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
    • Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
    • Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)

    Tipe Militeristis
    Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
    • Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
    • Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
    • Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
    • Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
    • Sukar menerima kritikkan dari bawahan
    • Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan

    Tipe Paternalistis
    Yaitu seorang pemimpin yang:
    • Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
    • Bersikap terlalu melindungi
    • Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
    • Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
        fantasinya.
    • Sering bersikap maha tahu

    Tipe Kharismatis
    Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

    Tipe Laissez Faire / Bebas
    Yaitu seorang yang bersifat:
    •        Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para a
              anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal
              kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
    •       Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari
            orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran
            yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
    •       Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan
            organisasional.
    •       Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan
            sendirinya

    Tipe Demokratis
    Yaitu tipe yang bersifat:
    • Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah
      makhluk termulia di dunia
    • Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
       tujuan pribadi dari para bawahannya
    • Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
    • Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
    • Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
    • Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
    • Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya
       dalam proses pengambilan keputusan.


III. Teori - Teori Kepemimpinan

    Teori Genetis
       Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan " leaders are born and not made ". Penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan dilahirkan dengan bakat memimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia sebagai pemimpin.

    Teori Sosial
       Dalam teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born not made" , maka penganut sosial mengatakan kebalikan dari itu yaitu " Leaders are make not born". Penganut teori-teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan kesempatan untuk itu.

    Teori Ekologis
       Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam yang masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul menjadi pemimpin yang baik.


*Credit
http://www.docstoc.com/docs/22681008/Gaya-Kepemimpinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan